Monday, December 2, 2013

Riwayat Keberadaan Orang Jawa di Bandung

Menurut sejarah kebaradaan orang jawa di Ujungberung Bandung sudah ada dari abad ke 17. Mereka datang karena mengungsi dari Mataram dan juga dibawa oleh Belanda untuk keperluan pembangunan. Bahkan menurut cerita, Stasiun Kereta Api Kiaracondong sengaja dibuat untuk mengangkut orang jawa ke tanah sunda ini untuk dipekerjakan di pabrik mesiu. Makanya jangan heran kalau di sekitar Stasiun Kiaracondong terdapat Kampung Jawa.

Ujung berung merupakan wilayah Bandung sebelah Barat yang sekarang luasnya hanya tinggal sedikit hanya sebatas Kecamatan. Jaman Belanda dahulu Ujungberung merupakan pusat distrik. Wilayahnya luas ke arah Barat sampai dengan Tanjungsari terus ke arah Timur ke Rajamandala ke arah Utara sampai ke Lembang dan ke Selatan sampai ke Pangalengan.

Menurut catatan Belanda pada abad ke 17 Ujungberung sudah banyak didatangi orang dari pulau Jawa seperti Jawa Tengah dan Jawa Timur. Dalam catatan ini menyebutkan bahwa orang Jawa di tahun 1810 sudah menjadi tenaga utama untuk memindahkan pusat kota dari Dayeuhkolot ke Bandung yang sekarang berada di dekat jalan raya Pos Deandels. Di suatu tempat di Kota Bandung pernah ada suatu desa yang disebut Babakanjawa yang berasal dari kata orang Jawa ngababakan(membuat desa). Di Kiaracondong juga terdapat tempat yang disebut Babakan Surabaya. Menurut catatan ada tiga tembat yang memakai nama Babakan Surabaya yaitu di Kiaracondong, di Rancaloa dan Limbangan dan ketiganya ada kaitan khusus.

Sampai dengan tahun 1980-an di Jatinangor masih ada makam khusus untuk orang Jawa. Tapi sekarang sudah tergeser dengan pembangunan perumahan. Di Rancaekek sampai dengan sekarang masih ada tempat yang disebut Kampung Jawa. Pada jaman perang melawan Belanda tempat ini pernah dijadikan pengungsian orang Jawa.

Orang Jawa datang ke Ujungberung pada abad 17 diawali oleh tentara Mataram yang bernama Ki Jalaludin. Menurut cerita Ki Jalalaudin merupakan orang sakti yang di utus oleh Mataram untuk memerangi Belanda. Akan tetapi karena tidak berhasil disebabkan jumlah balatentara nya kalah oleh pasukan belanda, Ki Jalaludin dan balatentaranya tidak pulang lagi ke Mataram, lalu menetap di wilayah Distrik Ujungberung. Ki jalaludin mempunyai anak Ki Malim, nah Ki Malim ini yang membawa banyak orang jawa  ke Kabupaten Bandung pada tahun 1810 untuk membantu memindahkan pusat kota Bandung dari Dayeuhkolot ke tempat sekarang.

Ki Malim sendiri wafat pada tahun 1850, dan sekarang makamnya masih ada dan banyak dijiarahi tepatnya di Gang Embah Malim, Kiaracondong Bandung. Makamnya masih terurus walaupun sudah sempit oleh perumahan disekitarnya.

Pada jaman Belanda orang jawa juga pernah diangkut oleh Belanda untuk kepentingan pertahanan militernya, Belanda tahun 1898 memindahkan pabrik mesiunya dari Ngawi ke Bandung. Pabrik mesiu ini berdiri sampai dengan taun 1950-an yang dulu disebut ACW (Artillerie Construstie Winkel) lalu berubah menjadi PSM (Pabrik Senjata dan Mesiu) lalu sekarang berubah lagi menjadi Pindad (Pabrik Industri Angkatan Darat). Pegawianya dibawa dari Ngawi.

Kenapa orang Belanda membawa orang Jawa untuk dijadikan pegawai, menurut cerita Belanda merasa bahwa orang Jawa bisa menyatu dengan penduduk asal yang kebanyakan orang Jawa yang sebelumnya pernah ada yang dibawa oleh Ki Malim.

Sumber:
Majalah Ujung Galuh.

0 comments:

Post a Comment